Thursday, April 16, 2009

News From Kedutaan

"JANGAN BIARKAN TEJIRO KESEPIAN"
Fenomena depresi akibat kesepian tidak hanya terjadi pada manusia yang hidup sendiri, tetapi juga pada binatang, khususnya pada ‘kerabat’ kita, orangutan. “Saya usahakan agar Rembo segera datang, kasihan Tejiro kesepian”. Demikian disampaikan Duta Besar RI untuk Jepang, Prof. Dr. Jusuf Anwar kepada Fumio Ueda, Wali Kota Sapporo, dalam pertemuan di Grand Hotel, Sapporo pada 7 Februari 2008 lalu. Menanggapi hal ini, Ueda yang sudah lebih dari setahun memantau proses rencana ‘pinjaman’ orangutan dari Taman Safari Indonesia, bagaikan mendapat durian runtuh dan langsung menyambut gembira “Saya akan berterima kasih sekali apabila Duta Besar bersedia menjadi mak’ comblang Tejiro. Terimakasih, terimakasih”.
Tejiro adalah satu-satunya orangutan (jantan) penghuni kebun binatang Maruyama, Sapporo, yang dibuka 1951. Sebulan lagi Tejiro tidak akan kesepian dengan akan datangnya Rembo. Rembo, orangutan betina asal Taman Safari Indonesia tiba di Bandara Narita pada 31 Maret 2009 lalu dengan penerbangan Garuda dan langsung masuk instalasi karantina, tidak jauh dari bandara. Dijadwalkan, sebulan lagi Rembo siap menemani Tejiro yang telah berusia 12 tahun. Rembo yang kini berusia 3.5 tahun ‘dipinjam’ kebun binatang Maruyama dalam skema ‘breeding loan’ untuk jangka waktu 5 tahun. Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama Rembo dapat segera akrab dengan Tejiro. Tejiro didatangkan dari Kebun Binatang Higashiyama (Nagoya) menghuni Maruyama sejak 10 tahun lalu. Masyarakat Jepang dikenal sebagai pencinta lingkungan dan sangat menyukai satwa langka. Orangutan yang merupakan jenis satwa primata menjadi salah satu favorit pengunjung kebun binatang di Jepang. Jenis primata ini merupakan salah satu "flagship species" Indonesia yang menjadi suatu simbol untuk meningkatkan kesadaran konservasi serta menggalang partisipasi semua pihak dalam aksi konservasi Indonesia memiliki dua jenis orangutan, yaitu jenis Sumatera (Pongo abelii) dan jenis Kalimantan (Pongo pygmaeus), yang menjadi bagian penting dari kekayaan keragaman hayati Indonesia. Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia. Oleh karenanya orangutan memiliki potensi besar menjadi aikon pariwisata untuk Asia. Tiga kerabatnya yaitu gorila, chimpanze, dan bonobo hidup di benua Afrika. Red List International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menempatkan orangutan Kalimantan dalam kategori species terancam kepunahan (endangered species), sedangkan orangutan Sumatra dikategorikan critcically endangered (sangat terancam kepunahan). Populasi kedua jenis orangutan tersebut diperkirakan diperkirakan sekitar 61 ribu individu. Sekitar 54 ribu individu jenis Kalimantan dan lebih dari 6 ribu individu jenis Sumatera. Baru-baru ini di tebing kapur di ujung Kalimantan Timur satu tim dari The Nature Conservancy menemukan sebanyak 219 sarang orangutan dengan jumlah populasi diperkirakan berkisar 1.000 atau bahkan 2.000. Orangutan termasuk binatang yang cerdas. Profesor Carel van Schaik dalam bukunya “Among Orangutan. Red Apes and the Rise of Human Culture” menggambarkan kecerdasan dan kebudayaan orangutan sebagai "sanak" primata terdekat dari manusia. Selama ini orang berpendapat bahwa chimpanze adalah primata yang cerdas, padahal orangutan memiliki kecerdasan yang sama dengan simpanse, bahkan lebih. Walaupun secara fisik orangutan jauh lebih kuat dibandingkan manusia, namun orangutan tetap tak berdaya manakala habitat aslinya di hutan dibabat habis oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kita berharap di masa mendatang orangutan dapat hidup dengan tenang di habitat aslinya tanpa terganggu.

1 comment:

  1. hampir aja gw lupa sama orang utan....thanks ya dah mengingatkan hehehehe

    ReplyDelete